[REVIEW BUKU] Winter In Tokyo

Penulis: Ilana Tan
 
Penerbit: Gramedia
 
ISBN: 978-979-22-3983-6
 
Cetakan 1: Agustus 2008
 
Tebal: 320 Halaman
 
MyRate: 4/5
 
BLURB
 
Tetangga baruku, Nishimura Kazuto, datang ke Tokyo untuk mencari suasana yang berbeda. Itulah katanya, tapi menurutku alasannya lebih dari itu. Dia orang yang baik, menyenangkan dan bisa diandalkan.
Perlahan-lahan—mungkin sejak malam Natal itu—aku mulai memandangnya dengan cara yang berbeda. Dan  sejak itu pula rasanya sulit membayangkan hidup tanpa dia.
Keiko tentang Kazuto

Sejak awal aku sudah merasa ada sesuatu yang menarik dari Ishida Keiko. Segalanya terasa menyenangkan bila dia ada. Segalanya terasa baik bila dia ada. Saat ini di dalam hatinya ada seseorang yang ditunggunya. Cinta pertamanya. Kuharap dia bisa berhenti memikirkan orang itu dan mulai melihatku. Karena hidup tanpa dirinya sama sekali bukan hidup.
Kazuto tentag Keiko

Mereka pertama kali bertemu di awal musim dingin di Tokyo. Selama sebulan bersama, perasaan baru pun terbentuk. Lalu segalanya berubah. Suatu hari salah seorang dari mereka terbangun dan sama sekali tidak mengingat semua yang terjadi selama sebulan terakhir, termasuk orang yang tadinya sudah menjadi bagian penting dalam hidupnya….
 ***

“Orang yang membutuhkan perubahan suasana biasanya ingin melupakan sesuatu. Bukankah begitu?” Hal. 63

Selama tiga belas tahun, Keiko menunggu cinta pertamanya. Ia tidak tahu seperti apa dan dimana seseorang yang sudah menemukan kalungnya di sekolah, saat musim dingin. Namun, pesona dan senyum hangat dari seseorang itu diam-diam menumbuhkan perasaan lain di hati Keiko. Ia bertekad untuk menemukan cinta pertamanya karena ia yakin, suatu saat akan bertemu dengan pria itu.

Kazuto, seorang Photografer dan pelukis itu, baru saja tiba di Tokyo setelah menempuh perjalanan dari New York. Mungkin, menjauh adalah cara terbaik untuk melupakan perasaannya kepada seseorang yang selama ini dia cintai. Sialnya, gadis yang dicintai Kazuto akan menikah dengan sahabatnya sendiri. Sejak saat itu, Kazuto memilih Tokyo untuk menenangkan pikirannya. 

Mereka dipertemukan dalam sebuah apartemen yang berada di salah satu kota Tokyo. Kamar mereka bersebelahan. Di apartemen itu pula, Kazuto merasakan kehangatan kebersamaan untuk pertama kalinya bersama orang asing. Haruka, kakek Osawa, Tomoyuki, dan Keiko. 

“Dia lahir lima menit setelah kakak kembarnya. Dia tidak bercita-cita menjadi model. Dia senang bekerja di perpustakaan, suka membaca buku, suka mengomel dalam bahasa Indonesia, dan suka menonton balet. Pikirannya juga suka melantur ke mana-mana. Dia takut gelap dan tidak bisa memasang bola lampu...” Hal. 278

Selama sebulan kebersamaan saling mengenal antara Keiko dan Kazuto, ada banyak kejadian kecil yang membuat mereka mengenal satu sama lain. Namun, di saat itu pula pada musim dingin, Keiko bertemu dengan cinta pertamanya. Bagaimana dengan Kazuto? Akankah dia bisa menyatakan perasaannya pada gadis yang takut gelap itu, sesaat setelah Kazuto mengalami kecelakaan? 

“Seharusnya ia tahu. Seharusnya ia sadar. Mimpi tidak akan bertahan lama. Ia boleh saja hidup dalam mimpi, tetapi cepat atau lambat kenyataan akan mendesak masuk. Dan ketika kenyataan mendesak masuk dan berhadapan denganmu, kau hanya bisa menerimanya.” Hal. 256

Dua jempol deh buat novel ini. Gila, aku suka bangeeet. Ketinggalan sih memang, soalnya baru berjodoh dengan buku Ilana Tan. Ini juga kali pertama bagiku membaca karya Ilana Tan. Sebenarnya, nama penulis udah nggak asing di telingaku, begitu juga saat film Wnter In Tokyo launching bulan Agustus lalu. Tapi, aku lebih suka baca bukunya, meskpun filmnya nggak kalah seru sih sebenarnya. Hehehe

Pertama, aku sangat menyukai alur dalam novel ini. Penulis sangat keren banget deh mendeskripsikan situasi pada tokoh masing-masing. Yang namanya novel romance, kejadian konyol dan hal-hal kecil bisa membawa readers senyam-senyum saat membacanya. Nah, apalagi dengan karakter Keiko, duh gemesin banget.

Kalau aku jadi Keiko, aku bakal bingung milih Kazuto apa cinta pertamanya. Soalnya dua-duanya kereen banget, hehehe. Tentu saja, penulis dengan lihai menumbuhkan konflik di antara mereka. Yang saat membacanya, perasaanku campur aduk, gemes, sedih, deg-degan, duh pokoknya campur aduk

Aku paling suka baca novel yang tokoh utamanya penyuka buku dan hobby membaca, sama nih kayak Keiko, apalagi dipadukan dengan Kazuto yang seniman dan terkesan misterius gitu. Oiya, pria cinta pertama Keiko, sebenarnya, masih membuatku penasaran sampai saat ini. 

Penulis menggunakan sudut pandang ketiga serba tahu. Well, aku juga menyukai jenis sudut pandang ini, dan menariknya, seolah penulis menjadi bagian dari cerita ini, maksudku, saat readers membacanya, menyelami kisah dalam novel ini, terasa nyata. 

Untuk ending, beneran deh aku masih mau baca, tapi udah habis. Tuh kan jadi ketagihan baca. Hihi…

“Kalau laki-laki sudah tidak suka pada seorang wanita, laki-laki itu tidak akan menemuinya lagi, tidak akan menghubunginya lagi.”

Adegan yang sempat membuatku kaget itu saat kedatangan gadis masa lalu Kazuto yang masih disukainya itu datang dari New York dan saat Kazuto mengalami kecelakaan di waktu yang tidak tepat. Kimplit dah. Penasaran kan readers kelanjutannya?

“Kau selalu bisa menangis di bahuku kalau memang mau.” Hal. 175

Buku ini aku recommended bagi kamu yang menyukai novel romance dan metrotop. Melalui buku ini, readers akan di ajak tuh jalan-jalan menyusuri suasana Winter di Tokyo. Hihi

“Kenapa harus takut gelap kalau ada banyak hal indah yang hanya bisa dilihat sewaktu gelap?” Hal. 68

 selamat membaca :)
selamat jatuh cinta :)))
 

0 komentar:

Posting Komentar

Member of Stiletto Book Club

Komunitas Blogger Makassar

Komunitas Blogger Makassar, Anging Mammiri

Member of Warung Blogger

Warung Blogger

Member of Blogger Perempuan

Member Hijab Blogger

Free "Care" Day

Free "Care" Day